Seruan Dari Betteng Adolang
Oleh Muhammad Tasriq. T
Di tanah Pamboang rintik darah beradu hujan,
Sosok kekar, legam, berdiri tegak, melawan arus zaman,
Mara’dia Malolo, panglima tak gentar, Benteng Adolang jadi saksi keberanian yang menggetarkan.
Genta perang menggema, bukan karena benci, Tapi karena cinta pada bumi yang diinjak kaki,
Bersama rakyat, ia bertahan tak goyah, Meski peluru terbang dan pasukan musuh mendesah.
Tapi sejarah tak selalu adil pada pejuang, Pengkhianatan pun menusuk, anak bangsa jadi bayang bayang kerisauan,
Ditangkap, dibelenggu, dijadikan tawanan, Oleh tangan-tangan yang haus kekuasaan.
Di atas kapal putih, langkahnya digiring sunyi, Tak gentar, tak tunduk hanya langit yang ia tatapi,
Menuju tanah asing yang tak dijanjikan, Namun semangatnya tetap menyala, tak bisa dipadamkan.
Wahai negeri, dengarlah suara dari laut dan pasir, Itu suara sang panglima yang pernah bergetar
Ia tak hilang, namanya tetap hidup di relung Mandar, Ia adalah jiwa kemerdekaan yang tak pudar dan tak lekang oleh zaman.
Komentar