KISAH IPURAPARAQBUE PUTRI CANTIK DARI SENDANA
Info KaMAr TV News _ Di pucuk barat Sulawesi, di bawah naungan rindang pepohonan cendana yang harum semerbak, berdirilah sebuah kerajaan yang anggun dan elok—Kerajaan Cendana. Di sanalah lahir seorang putri jelita, secantik rembulan di puncak purnama, bernama "Ipurapaqbueq, putri tunggal dari Puatta Dibattayang, Raja Cendana yang bijak bestari.
Darah bangsawan mengalir deras dalam nadinya. Dari sang ayah, ia mewarisi kearifan tanah Mandar, dan dari ibunya—putri dari Karaeng Panarukang, cucu dari Imanggorai Daeng Mammeta Karaeng Bonto Langkasa —ia menyandang kehormatan darah Makassar. Maka, bukan hanya parasnya yang memukau, tetapi juga garis keturunannya yang menciptakan pesona tak tertandingi di antara putri-putri kerajaan.
Tak terhitung jumlah bangsawan yang jatuh hati kepada keayuan dan kelembutan Ipuraparaqbueq. Namun, takdir memilihkan satu nama yaitu "Daeng Tulolo Tomatindo Dibata, sang Maradia Pamboang, keturunan langsung dari Daeng Mapapa Todiboseang, Raja Balanipa ke-6. Pernikahan mereka bak penyatuan dua samudra darah biru Mandar yang mengakar dan Makassar yang menjulang.
Namun cinta tak selamanya bersemayam dalam damai. Ketika Daeng Riosok, pemimpin ulung Konfederasi Mandar dan kerabat jauh Ipuraparaqbueq, pertama kali menatap sang putri, hatinya bergemuruh. Bukan hanya karena kecantikan, tapi karena hasrat dan ambisi yang tumbuh liar tanpa kendali. Dalam diam, ia memendam keinginan untuk menjadikan Ipuraparaqbueq miliknya—meski ia tahu, putri itu telah menjadi permaisuri orang lain.
Larangan dari Dewan Adat Kerajaan Balanipa tak menggoyahkan langkah Daeng Riosok. Dengan tekad sekeras batu karang dan dukungan para loyalisnya, ia menjejakkan kaki ke Pamboang. Dan meski badai konflik dan bayang-bayang perpecahan menggulung di cakrawala, ia tetap maju. Akhirnya, dengan segala pengaruh dan kekuatannya, sang putri jelita ipuraparaqbueq di bawa pergi, meninggalkan kenangan pahit di istana Pamboang.
Kisah ini pun abadi dalam ingatan tanah Mandar, sebagai kisah cinta yang berbalut ambisi, serupa dengan legenda Cleopatra dan takdir tragis para penguasa besar Romawi. Dalam tiap bisikan angin dan denting kecapi di tanah Sulawesi, nama Ipuraparaqbueq tetap menggemah sebagai simbol kecantikan, martabat, dan cinta yang tak dapat dimiliki sepenuhnya oleh satu takhta saja.
Info KaMAr TV News
By Tasriq
Komentar